SBY–JUSUF KALLA MENDAPAT DUKUNGAN LUAS,
STRATEGI KOALISI MENENTUKAN PEROLEHAN SUARA Jakarta, 7 Juli 2004 SBY-JK mendapat dukungan merata Pemenang pertama pemilu Presiden yang dilaksanakan hari Senin lalu, pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla (JK), mendulang dukungan yang merata dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Dari partai politik, SBY-JK dapat mempertahankan dukungan 88% dari partainya sendiri, Partai Demokrat. Begitu pula dari 6 partai lain yang mengikuti Pemilu Legislatif 5 April yang lalu, yaitu 30% dari pendukung Partai Golkar, 28% masing-masing dari PPP dan PKB, 24% dari PKS, 13% dari PDIP dan 10% dari PAN. SBY-Kalla juga merupakan satu-satunya calon yang mendapatkan suara signifikan dari pemilih yang menyatakan dirinya sebagai warga NU dan Muhammadiyah. Sebanyak 32% warga NU dan 21% warga Muhammadiyah memilih pasangan SBY-JK. Di samping itu pasangan ini juga mendapatkan dukungan yang paling luas dari berbagai tingkat pendidikan. Sementara keempat pasangan calon lainnya mendapat dukungan dari kalangan berpendidikan tertentu saja. Pasangan Megawati-Hasyim Muzadi, Wiranto-Salahudin Wahid, dan Hamzah Haz-Agum Gumelar mendapat dukungan lebih banyak dari masyarakat yang berpendidikan rendah. Sementara Amien Rais-Siswono Yudo Husodo mendapat dukungan dari kalangan sebaliknya. Pentingnya Koalisi dalam Pencalonan Presiden Survei ini menunjukkan bahwa strategi calon presiden dalam memilih wakilnya telah membuahkan dukungan yang signifikan, di samping dukungan dari partai selain partainya sendiri. Misalnya, ketika para pemilih ditanya apakah mereka menentukan pasangan pilihannya karena figur calon presiden atau figur calon wakil presiden, secara mengejutkan 33% mengatakan keduanya, di samping 50% semata-mata karena pertimbangan figur calon presidennya. Sebagai contoh, selain mendapatkan suara dari partai pendukungnya, Partai Golkar, Wiranto juga mendapatkan dukungan kedua terbesar yang berasal dari PKB. Keadaan ini menunjukkan bahwa pilihannya atas Salahudin Wahid membantu dalam mendulang suara. Sebaliknya, pilihan Megawati atas Hasyim Muzadi tampaknya tidak memberikan dukungan suara yang signifikan yang berasal dari warga NU. Survei menunjukkan bahwa meskipun 49% pendukung PKB memilih Wiranto-Wahid, hanya 16% yang mendukung Megawati/Hasyim. Selain itu, meskipun hanya seperlima warga NU yang memilih Mega, sekitar duapertiganya mendukung Wiranto-Wahid dan SBY-JK secara berimbang. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah satu-satunya partai diantara tujuh partai besar yang tidak mengajukan calon presidennya sendiri. Di hari-hari terakhir masa kampanye, partai ini memutuskan untuk mendukung pasangan Amien Rais-Siswono Y.H. Dukungan PKS ini mengangkat perolehan suara pasangan ini karena partai ini menjadi sumber kedua perolehan suara Amien Rais-Siswono Y.H setelah partainya sendiri, Partai Amanat Nasional (PAN). Metodologi Survei ini dilakukan oleh LP3ES-NDI dengan mewawancarai 4.511 pemilih di 1.719 TPS. Wawancara dilakukan terhadap responden yang dipilih secara acak pada hari pemilihan. TPS-TPS tersebut juga merupakan sampel yang dipilih untuk quick count. Sekitar 30% responden menolak menyebutkan calon presiden yang dipilihnya; mereka tidak dimasukkan dalam analisis ini. Margin of error survei ini adalah plus minus 1,5 persen poin pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Andy Agung Prihatna Peneliti LP3ES Telp. 021-5630233, 021-5674211 HP: 0811 89 33 40 Email: [email protected] Data lebih lengkap dapat dilihat di www.jurdil.org *********************************************** LAMPIRAN Tabel 1. Pilihan Pendukung Partai
Tabel 2. Pasangan Calon Presiden menurut Dukungan Partai
Tabel 3. Afiliasi Organisasi Islam dan Pasangan Calon Presiden
|